Panglimo Rajo Alam Pilih Ikut Membangun Pesantren Demi Membangun Generasi Muda
Lima Puluh Kota, BDI – Pembangunan Pondok Pesantren Mukhtarul Ihsan Kabupaten Lima Puluh Kota tak lepas dari campur tangan salah satu sosok pengurus DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) bernama Panglimo Rajo Alam. Pondok Pesantren yang saat ini masuk ke tahun kedua operasionalnya banyak dibantu oleh tokoh ini seperti membuat keputusan dan pendanaan.
Bagi perantau Minang mungkin sudah tidak asing lagi dengan sosok Panglimo Rajo Alam ini karena pada Idul Fitri lalu beliau menjadi ketua panitia Pulang Basamo bagi perantau Minang dari tanah Jawa.
Tim BDI berkesempatan bertemu langsung dan berdialog dengan Bang Panglimo (sapaan akrabnya) di Ponpes Mukhtarul Ihsan Kabupaten Lima Puluh Kota pada Rabu 21/08/2024.
Kepada tim BDI Bang Panglimo menjelaskan alasannya memilih ikut terlibat membangun pesantren yang berada didaerah Pua data, Kec. Gunuang Omeh Lima Puluh Kota ini karena kecintaannya kepada dunia pendidikan dan ingin ikut membangun mentalitas generasi muda kedepannya.
“Pesantren saat ini menjadi tempat pendidikan yang dirasa paling cocok untuk mendidik anak-anak kita dimasa sekarang ini. Karena dengan segala polemik dan gempuran yang datang merusak mental anak-anak kita, di pesantren mereka dibentuk bagaimana caranya hidup mandiri, belajar agama lebih mendalam, mencari skill wirausaha dan membentuk karakter yang berakhlak” jelas Panglimo.
“Banyak sekali kejadian yang kita lihat, ketika anak berada lebih banyak dirumah bersama keluarganya, anak-anak justru sering difasilitasi dengan hal-hal yang justru berdampak kepada psikologisnya. Misalnya saja kejadian yang jamak terjadi, seperti untuk mendiamkan anak menangis saja, orang tua justru memberikan handphone supaya anaknya diam. Kita sama-sama tahu bagaimana secara langsung atau tidak langsung, handphone yang digunakan tanpa kontrol, justru malah merusak generasi penerus kita” tambahnya.
Kejadian lainnya seperti pergaulan anak ketika berada diluar, gaya pergaulan anak sekarang sungguh sudah jauh melebihi keadaan generasi muda kita sekitar 10 atau 20 tahun yang lalu.
“Banyak kasus seperti tawuran yang dimulai dari handphone. Silahkan cek saja pemberitaan beberapa waktu belakang ini. Anak-anak muda membuat kesepakatan melalui handphone untuk melakukan tawuran. Belum lagi rasa menghargai kepada yang lebih tua dimasa sekarang ini saya melihat sudah jauh berkurang di anak-anak kita. Selain itu tentang kasus pornografi yang makin hari makin banyak yang pelakunya melibatkan anak-anak. Makanya saya memutuskan untuk pulang dan ikut terlibat langsung membangun ponpes Mukharul Ihsan ini” sambung Panglimo.
“Di Pesantren ini anak-anak diajarkan berbagai macam ilmu agama, ilmu umum dan juga ilmu wirausaha terutama wirausaha digital yang sudah menjadi semacam kebutuhan di zaman teknologi sekarang ini, dan itu diajarkan langsung dengan prakteknya hingga si anak mampu. Jadi anak-anak disini tidak hanya mendapatkan ilmu secara umum tetapi setamat dari sini mereka bisa memilih mau kuliah ataupun mau berwirausaha. Karena ilmunya kami ajarkan” tuturnya.
“Disisi lain, sistem disini adalah anak-anak mondok, jadi semua aktifitasnya kami kontrol penuh. Mulai dari subuh hingga malam hari, semua santri dan santriwati dipantau oleh ustadz dan ustadzah. Sekali-sekali, semua santriwan/ti kami interaksikan dengan masyarakat sekitar, misalnya ketika Idul Adha dimana yang ikut berpartisipasi di Pesantren bukan hanya pengurus dan pengajarz tetapi juga warga sekitar. Sehingga kita bisa pantau bagaimana adab anak-anak kita kepada orang dari luar. Dan banyak lagi pendidikan lainnya yang kita lakukan” tambahnya lagi.
Bang Panglimo juga menjelaskan sejarah Ranah Minang tempo dulu yang secara jelas menegaskan bagaimana para santri ikut terlibat langsung berjuang merebut kemerdekaan Negara Indonesia.
“Santri bukanlah anak-anak yang cengeng menghadapi hidup. Tapi mereka mandiri dan punya banyak kemampuan yang sebenarnya tidak akan didapatkan di pendidikan umum. Makanya saya memilih aktif menjadi Ketua Pembina Yayasan Mukhtarul Ihsan Luakmabuang yang mendirikan Pesantren Mukhtarul Ihsan Pua Data ini. Ini sebagai kecintaan saya kepada pendidikan dan rasa tanggun jawab bersama demi generasi penerus kita kedepan” tutup Panglimo Rajo Alam. (Angah)